Pemupukan Berimbang
Anjuran
pemupukan terus digalakkan melalui program pemupukan berimbang (dosis dan jenis
pupuk yang digunakan sesuai dengan kebutuhan tanaman dan kondisi
lokasi/spesifik lokasi, namun sejak sekitar tahun 1996 telah terjadi pelandaian
produktivitas (leveling off) sedangkan penggunaan pupuk terus meningkat. Hal
ini berarti suatu petunjuk terjadinya penurunan efisiensi pemupukan karena
berbagai faktor tanah dan lingkungan yang harus dicermati.
Takaran
pupuk yang digunakan untuk memupuk satu jenis tanaman akan berbeda untuk
masing-masing jenis tanah, hal ini dapat dipahami karena setiap jenis tanah
memiliki karakteristik dan susunan kimia tanah yang berbeda. Oleh karena itu
anjuran (rekomendasi) pemupukan harus dibuat lebih rasional dan berimbang
berdasarkan kemampuan tanah menyediakan hara dan kebutuhan hara tanaman itu
sendiri sehingga efisiensi penggunaan pupuk dan produksi meningkat tanpa
merusak lingkungan akibat pemupukan yang berlebihan. Dari uraian di atas
terlihat bahwa pemakaian pupuk secara berimbang sampai saat ini masih merupakan
pilihan yang paling baik bagi Petani dalam kegiatan usahanya untuk
meningkatkan pendapatan. Percepatan peningkatan produksi pangan harus
dilaksanakan secara konsepsional melalui program sosialisasi yang terpadu.
Pemupukan
terhadap satu pertanaman berarti menambahkan/menyediakan unsur hara untuk
tanaman. Dengan demikian program pemupukan berimbang dapat saja menggunakan
pupuk tunggal (Urea/ZA, TSP/SP-36 dan KCl) dan atau pupuk majemuk (Chemical
process atau Physical Blending).
Pengertian Pupuk Berimbang
Pemupukan
berimbang adalah pemberian pupuk ke dalam tanah untuk mencapai status semua
hara esensial seimbang dan optimum dalam tanah untuk meningkatkan produksi dan
mutu hasil pertanian, efisiensi pemupukan, kesuburan tanah serta menghindari
pencemaran lingkungan. Jenis hara tanah yang sudah mencapai kadar
optimum atau status tinggi, tidak perlu ditambahkan lagi, kecuali sebagai
pengganti hara yang terangkut sewaktu panen.
Pemupukan
berimbang tidak harus merupakan pemupukan dengan menggunakan semua jenis pupuk.
Pemupukan berimbang adalah pemberian pupuk ke dalam tanah untuk
mencapai status semua hara dalam tanah dan lingkungan tumbuh yang optimum bagi
pertumbuhan dan hasil tanaman.
Oleh karena itu hara yang sudah mencapai optimum tidak perlu ditambahkan lagi.
Jadi apabila di suatu tempat tanahnya telah mempunyai status P dan K tinggi,
maka yang diperlukan hanya pupuk P dan K dosis rendah setara dengan P dan K
yang terangkut pada saat panen. Sumber hara dapat
berupa pupuk tunggal, pupuk majemuk atau kombinasi keduanya.
Penggunaan pupuk yang tidak berimbang akan
menyebabkan penurunan produktivitas padi dan mutu hasil. Oleh karena itu
perlu dilakukan upaya untuk mendorong petani menggunakan pupuk secara berimbang
melalui penyesuaian harga berbagai jenis pupuk. Mengingat unsur makro
yang banyak dibutuhkan tanaman adalah Nitrogen dan Posfat, maka perlu dilakukan
upaya penyeimbangan dan penyesuaian kedua jenis pupuk.
Keuntungan Penggunaan Pupuk Berimbang
Keuntungan
utama dari penerapan pemupukan berimbang adalah petani dapat memupuk lebih
efisien karena jenis dan dosis pupuk disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan
tingkat kesuburan tanah. Apabila tanahnya subur, dimana kadar fosfat dan
kaliumnya cukup tinggi, maka sebenarnya cukup diberi Nitrogen N. Pemberian
pupuk P dan K sedikit saja, untuk menggangi hara P dan K yang terangkut saat
panen, yaitu sebesar 50 kg SP-36 dan 50 kg KCl per ha. Apabila pemberian pupuk
P dan K pada tanah tersebut berlebihan, maka sisanya tidak terpakai, sebagian
besar hilang bersama air hujan atau air irigasi dan ini merupakan pemborosan.
Penerapan Pupuk Berimbang
Kandunganzat
hara N, P, K dalam tanah berbeda-beda, tergantung sifat-sifat tanahnya. Sebagai
contoh kandunagn zat hara pada tanah yang berat/liat akan berbeda dengan tanah
berpasir. Oleh karena itu jenis dan dosis pupuk pada kedua jenis tanah tersebut
harus berbeda.
Hara N tidak dilakukan pembuatan
peta status hara N karena umumnya kadar N tanah di Indonesian rendah, sehingga
secara umum harus dipupuk 250-300 kg Urea per ha.
Kelas Status Hara Tanah
|
Anjuran pemupukan Berimbang
Spesifik Lokasi (Kg/ha)
|
|||
P
|
K
|
Urea
|
SP36
|
KCl
|
Rendah
Sedang
Tinggi
|
Rendah
Sedang
Tinggi
Rendah
Sedang
Tinggi
Rendah
Sedang
Tinggi
|
250
250
250
250
250
250
250
250
250
|
100
100
100
75
75
75
50
50
50
|
100
50
50
100
50
50
100
50
50
|
Tabel. Anjuran pemupukan berimbang spesifik lokasi
dengan menggunakan pupuk tunggal
Waktu pemupukan :
I : Umur 0 – 14 Hari (1/3 Urea + SP.
36)
II : Umur 21 – 28 Hari (1/3 Urea + KCL)
III : Umur 35 – Primordia (1/3 Urea)
Apabila digunakan pupuk
kandang 2 ton/ha
Urea : dikurangi 25 kg/ha
SP 36 : dikurangi 50 kg/ha
KCL : dikurangi 20 kg/ha
Apabila digunakan
kompos jerami 2 ton/ha
Urea : dikurangi 8 kg/ha
KCL : dikurangi 20 kg/ha
Balai
Penelitian Tanah. 2013. Pengertian Pupuk Berimbang. Kementrian pertanian. http://balittanah.litbang.pertanian.go.id/pupuk/index.php/publikasi/102-pengertian-pemupukan-berimbang. (on line)
Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah. 2009. Teknologi Unggulan Mendukung
Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan. Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian
Comments
Post a Comment