Penanaman Bibit Muda
Bibit
merupakan komponen teknologi produksi yang sangat penting untuk mendapatkan
tingkat produksi yang optimal. Kamil (1982) menyatakan bahwa bibit merupakan
tumbuhan muda yang sangat menentukan untuk pertumbuhan tanaman selanjutnya.
Untuk tanaman padi sawah, penggunaan bibit dengan umur dan jumlah yang tepat
perlu diperhatikan. Secara umum yang sering digunakan untuk rekomendasi pada
padi sawah adalah penggunaan bibit umur 21 hari setelah semai (HSS) dengan
jumlah bibit 1-3 batang/rumpun. Namun demikian masih banyak petani yang
menggunakan bibit yang berumur lebih tua dari 21 HSS, bahkan ada petani yang
menggunakan bibit yang telah berumur lebih dari 30 HSS, dengan jumlah bibit
yang lebih banyak (5-10 batang/rumpun).
Dilaporkan
bahwa penggunaan bibit padi yang berumur lebih dari 30 HSS dan dengan jumlah
bibit yang lebih banyak akan memberikan hasil yang kurang baik, karena bibit
yang digunakan relatif tua, sehingga beradaptasi lambat (stagnasi pertumbuhan
setelah tanam pindah lebih lama), tidak seragam (mempunyai anakan yang tidak
seragam), perakaran dangkal sehingga sulit memanfaatkan unsur hara yang lebih
dalam. Lebih lanjut menyebabkan tanaman padi tidak tumbuh dengan baik setelah
tanam pindah. Sebaliknya penggunaan bibit padi yang relatif lebih muda (umur
10-15 HSS) akan membentuk anakan baru yang lebih seragam dan aktif, serta
berkembang lebih baik, karena bibit yang muda lebih mampu beradaptasi
dengan lingkungan yang baru setelah tanam pindah.
Manfaat Tanam Bibit Muda
Penggunaan bibit muda
adalah salah satu komponen penunjang dalam Budidaya Padi secara PTT. Penanaman
bibit muda umur dibawah 14 hari setelah sebar benih.
Manfaat dari penggunaan bibit muda antara lain :
1. Tanaman cepat beradaptasi
2. Memperdalam perakaran
3. Tanaman relatif lebih tahan rebah
4. Umur panen lebih pendek
5. Lebih Efektif dalam memanfaatkan unsur hara dalam tanah
6. Pertumbuhan tanaman lebih sehat
7. Persentase gabah isi dan hasil meningkat
Manfaat dari penggunaan bibit muda antara lain :
1. Tanaman cepat beradaptasi
2. Memperdalam perakaran
3. Tanaman relatif lebih tahan rebah
4. Umur panen lebih pendek
5. Lebih Efektif dalam memanfaatkan unsur hara dalam tanah
6. Pertumbuhan tanaman lebih sehat
7. Persentase gabah isi dan hasil meningkat
Perbanyakan
anakan merupakan sebuah strategi tersendiri yang seringkali difikirkan oleh
banyak ahli untuk meningkatkan produksi bulir padi dalam satu rumpun tanaman
padi. Sebagian menjelaskan strategi lainnya adalah dengan merekayasa nutrisi
pada tanaman, diantaranya adalah strategi serapan unsur K dan P. Untuk menuju
proses tersebut, ada 2 (dua) hal yang antara lain dapat dilakukan terhadap
tanaman padi kita, yaitu stressing dan suplai nutrisi. Strategi stressing
adalah sebuah strategi dimana tanaman dipacu untuk melakukan perbanyakan anakan
dengan sendirinya, yaitu dengan mengurangi asupan air. Maka dari itu pada
masa-masa bibit muda antara 0 s.d. 30 hari setelah tanam, perlakuan pengurangan
air - yakni tanah dibuat kering hingga macak-macak merupakan anjuran terbaik
bagi tanaman. Pada masa ini asupan unsur Nitrogen hanya untuk membantu tanaman
agar siap menghadapi masa pertumbuhannya, seperti melebarkan dan memanjangkan
daun dan batang saja.Lebih dari itu asupan K dan P dianjurkan untuk membantu
perbanyakan anakan, selain dari perbanyakan akar dan penguatan tubuhnya agar
tumbuh kekar dan baik. Maka, Pupuk Organik dan NPK pada masa ini sangat
dibutuhkan.
Sementara
pada masa-masa pertumbuhan anakan sedang aktif terserbut, kita disarankan
sudah melakukan proses penyiangan. Sejak awal masa pertumbuhan anakan
aktif hingga pertumbuhan anakan sudah mencapai puncaknya, kita WAJIB melakukan
pengawalan dengan melakukan kegiatan-kegiatan penyiangan. Kegiatan penyiangan
ini merupakan sebuah transaksi yang amat penting sama halnya dengan pemupukan -
bahkan lebih penting lagi. Jika kita memang ingin tanaman kita menghasilkan
produksi yang fantastis.
Sejak umur
tanaman 0 hari setelah tanam maka asupan nutrisi akan terus bertambah terutama
terjadi pada umur tanaman sekitar umur 20 harian, proses serapan asupan akan
dibutuhkan terus menerus dan tidak boleh berhenti. Apalagi terjadi pada
varietas - varietas yang memang "rakus nutrisi". Strategi ini
penggunaan varietas-varietas tersebut ini memang tidak cocok diberlakukan pada
Budidaya Padi Organik. Biasanya tanah yang subur, akan membantu proses ini,
maka dari itu - sejak Awal Pupuk Dasar yang utama adalah Pupuk Organik.
Tanam bibit Muda akan menambah perbanyakan anakan.
Dengan semakin banyaknya anakan, semakin banyak pula malai-malai padi yang akan
tumbuh. Jika malai-malai padi lebih banyak tumbuh, bulir-bulir padi akan lebih
banyak pula. Caranya adalah sebagai berikut:
1. Jika menggunakan Umur Bibit 8 - 12
hst (hari setelah Tebar), mohon dapatnya menanam 1 lubang 1 bibit, pegang
pangkal, benamkan tangan dan geser perlahan kedepan lalu tarik tangan
perlahan berlawanan dan angkat. Demikian terus menerus. Demikianpun jika
menggunakan umur bibit dibawah umur 21 hari. Hati-hati, karena akar masih mudah
putus.
2. Jarak tanam lebar 30 cm x 30 cm atau
jejer legowo
3. Jagalah pengairan dengan sistem
intermiten/pengairan berselang, setiap 10 hari saluran air dibuka, dan hentikan
pengairan hingga macak-macak/tanah pecah setidaknya selama 10 harian tadi, baru
diairi setinggi 3 cm. Hentikan lagi air, hingga macak-macak. Begitu seterusnya.
Dihentikan demikian hingga muncul bunga...jika sudah muncul bunga, pengairan
harus terus menerus hingga panen.
Sumber :
Comments
Post a Comment