Sistem Irigasi Berselang (Intermitten)


Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil sawah adalah irigasi. Irigasi merupakan upaya yang dilakukan manusia untuk mengairi lahan pertanian, karena tanaman butuh air untuk hidup dan memenuhi kebutuhan tanaman.
Tetapi seperti yang terjadi pada masa kini, jumlah sumber air semakin terbatas. Banyak sumber air yang lebih di peruntukkan untuk kebutuhan masyarakat. belum lagi ditambah dengan masalah kekurangan air pada saat musim kemarau. hal-hal tersebut yang harus diperhatikan oleh para petani. bagaimana cara untuk menghemat air untuk irigasi agar produksi mereka tetap baik. oleh karena itu, penerapan sistem irigasi inttermitent pada sawah di desa Banjararum di harapkan menjadi solusi untuk masalah di atas.
Dasar Teori Sistem Irigasi Berselang (intermittent)
Sistem  irigasi  berselang  atau  intermittent irrigation  adalah  suatu  konsep penghematan  penggunaan  air  melalui pengaturan kondisi air di lahan. Pada irigasi berselang,  lahan  diatur  pada  kondisi tergenang  dan  kering  secara  bergantian sesuai  dengan  kondisi  lahan  dan  fase pertumbuhan.  Kondisi  lahan  harus diperhatikan  berkaitan  dengan   sumber  air yang digunakan. Air diberikan 1 hari basah dan  5  hari  dikeringkan,  kecuali  pada  saat pembungaan  dan  pemasakan  biji  (BPTP Sumut, 2004). Penggenangan  lahan  sawah  setelah proses pengolahan lahan akan memberikan konsekuensi  perubahan  fisikokimia  tanah. Pada  kondisi  tanah  tergenang  maka  kadar oksigen dalam tanah dapat menurun drastis sampai  titik  nol  dalam  waktu  kurang  dari sehari  (Sanchez,  1993)  sehingga mikroorganisme  anaerob  menjadi  aktif, bahan  organik  akan  terdekomposisi  lebih lambat dan kurang sempurna (Setyorini  dan Abdulrachman,  2009).  Maka  dari  itu diperlukan pengeringan lahan agar oksigen dapat  masuk  kembali  kedalam  pori  tanah.
Apabila  tanah  sawah  mempunyai  periode pengeringan  maka  mikroorganisme  aerob akan  aktif  dalam  mendekomposisi  bahan organik  sehingga  laju  dekomposisi  bahan organik menjadi lebih tinggi dan mempunyai hasil  yang  lebih  sempurna.  Pengeringan selama  6  dan  9  hari  pada  30  hari  setelah tanam  dapat  meningkatkan  hasil  gabah sebesar  dua  sampai  3  kali  lipat dibandingkan  tanpa  pengeringan  (Hartatik et al., 2004). Sejak  sistem  SRI  dikenalkan  pada masyarakat, belum ada pedoman yang pasti mengenai  sistem  irigasi  berselang  yang harus  diterapkan.  Hal  ini  membuat  para petani  masih  bingung  dalam  menerapkan sistem  SRI  di  lapangan.  Oleh  karena  itu akan  dicari  interval  penggenangan  dan interval  pengeringan  lahan  yang  terbaik dalam sistem irigasi berselang pada sistem padi  SRI.  Dalam  percobaan  ini  diduga terdapat  hubungan  pengaruh  interval  hari penggenangan  dan  pengeringan  lahan terhadap  produktivitas  tanaman  padi  serta interval  irigasi  hari  tergenang  dan  hari kering  yang  tepat  akan  memberikan produktivitas tanaman padi yang terbaik.

Fungsi Sistem Irigasi Intermittent
Pengairan berselang (intermittent irrigation) adalah pengaturan kondisi lahan dalam kondisi kering dan tergenang secara bergantian. Kondisi seperti ini ditujukan antara lain untuk :
  • menghemat air irigasi sehingga areal yang dapat diairi menjadi lebih luas
  • memberi kesempatan kepada akar tanaman untuk mendapatkan udara sehingga dapat berkembang lebih dalam.
  • mencegah timbulnya keracunan besi
  • mencegah penimbunan asam organik dan gas H2S yang menghambat perkembangan akar
  • mengaktifkan jasad renik mikroba yang bermanfaat
  • mengurangi kerebahan
  • mengurangi jumlah anakan yang tidak produktif (tidak menghasilkan malai dan gabah)
  • menyeragamkan pemasakan gabah dan mempercepat waktu panen
  • memudahkan pembenaman pupuk ke dalam tanah (lapisan olah)
  • memudahkan pengendalian hama keong mas, mengurangi penyebaran hama wereng coklat dan penggerek batang, dan mengurangi kerusakan tanaman padi karena hama tikus.

Teknis pengolahan air
  • Lakukan teknik pergiliran pengairan dalam satu musim tanam. Bibit ditanam pada kondisi tanah jenuh air dan petakan sawah dialiri lagi setelah 3-4 hari.
Pengelolaan air selanjutnya diatur sebagai berikut :
    1. Lakukan pergiliran air selang 3 hari. Tinggi genangan pada hari pertama lahan diairi sekitar 3 cm dan selama 2 hari berikutnya tidak ada penambahan air. Lahan sawah diairi lagi pada hari ke 4. Cara pengairan ini berlangsung sampai fase anakan maksimal.
    2. Mulai dari fase pembentukan malai sampai pengisian biji, petakan sawah digenangi terus
    3. Sekitar 10-15 hari sebelum tanaman dipanen, petakan sawah dikeringkan
  • Lakukan pengairan berdasar ketersediaan air. Perhatikan ketersediaan air selama musim tanam. Apabila sumber air tidak cukup menjamin selama satu musim, maka lakukan pengairan bergilir dengan periode lebih lama sampai selang 5 hari
  • Lakukan pengairan dengan mempertimbangkan sifat fisik tanah. Pada tanah berpasir dan cepat menyerap air, waktu pergiliran pengairan harus diperpendek.
  • Pengecekan kondisi air dapat menggunakan alat sederhana yaitu pipa dari paralon yang sisi-sisinya dilubangi atau bahan lain yang ditanam ditanah. Bila permukaan air berada pada kedalaman 15-20 cm, maka dilakukan pengairan

Sumber:
Balitbangtan. 2015. Pengairan Berselang (Intermittent irrigations). Kementrian Pertanian. http://bbpadi.litbang.pertanian.go.id/index.php

Putri F.A. 2015. Penerapan Sistem Irigasi Intermittent dan Pemurnian Air Irigasi Sawah di Desa Banjararum  http://penyuluhankelompokb2fapet2013.blogspot.co.uk/2015/05/penerapan-sistem-irigasi-intermittent.html

Regazzoni O., dkk. 2013. Sistem Irigasi Berselang (Intermittent Irrigation) Pada Budidaya Padi 
             (Oryza sativa L.) Varietas Inpari 13 dalam Pola SRI (System of Rice Intensification). Jurnal Produksi Tanaman Vol. 1 No. 2. Universitas Brawijaya. Malang.

Comments

Popular posts from this blog

Pengendalian Hama Dan Penyakit Tanaman Kedelai

Cara Pengairan Berselang Pada Padi Sawah