Penanganan Panen Dan Pasca Panen Jagung
Waktu Panen
Jagung yang akan siap
panen terlihat dari terbentuknya lapisan hitam di ujung biji dan kulit tongkol
(klobot) yang sudah mengering atau berwarna coklat muda. Panen jagung dilakukan
pada saat tongkol berumur 7-8 minggu setelah keluar bunga, adanya penampakan
biji jagung yang mengkilap pada saaat tongkol dikupas, dan biji pada saat
ditekan dengan tangan tidak meninggalkan bekas melekuk, serta kadar air
dalam biji sudah mencapai 35 – 40%. Karena kadar air biji jagung saat panen
mempengaruhi volume dan mutu hasil, jika pemanenan dilakukan pada kadar air
rendah (17- 20%), akan menyebabkan terjadinya susut hasil akibat tercecer
sebesar 1,2 – 4,7% dan susut mutu 5- 9%. Tetapi jika dilakukan panen pada kadar
air tinggi (35- 40%), susut hasil akibat tercecer mencapai 1,7- 5,2% dan susut
mutu 6- 10%.
Jangan melakukan panen
dalam waktu awal atau tongkol masih belum mencapai matang fisilogis, karena
akan menyebabkan penurunan kualitas produksi seperti menghasilkan banyak
butir muda, sehingga daya simpan jagung menjadi rendah. Dan apabila
panen dilakukan terlambaat, maka akan menyebabkan rusaknya biji akibat
deraan lingkungan dan serangan hama. Jika panen dilakukan pada musim hujan
menyebabkan biji jagung mudah berjamur sehingga biji akan terkontaminasi aflatoksin,
yaitu metabolit beracun yang dihasilkan oleh cendawan Aspergillus flavus yang
dapat meracuni manusia dan hewan. Maka penentuan saat panen jagung yang paling
tepat selain memperhatikan ciri-ciri matang fisiologis pada tongkol, juga
menentukan umur tanaman mencapai paling optimum.
Cara Panen
Panen
dilakukan pada kadar air 17-18%. Sebelum dipanen dapat dilakukan pemangkasan
batang bagian atas untuk menurunkan kadar air tongkol disertai dengan pengupasan
klobot sebagian atau seluruhnya. Cara panen jagung yang matang fisiologis
adalah dengan memutar tongkol berikut kelobotnya, atau dapat dilakukan dengan
mematahkan tangkai buah jagung. Pada lahan yang luas dan rata pemanenan sangat
cocok bila menggunakan alat mesin
Kegiatan Pasca Panen
Pasca panen
adalah tahapan kegiatan sejak pemungutan hasil di lapangan sampai siap untuk
dipasarkan, sedangkan penanganan pasca panen merupakan tindakan yang disiapkan
atau dilakukan pada hasil pertanian agar hasil pertanian siap dan aman untuk
dikonsumsi atau diolah lebih lanjut oleh industri. Kerusakan jagung akibat penanganan pasca panen yang salah dapat
terjadi pada setiap tahapan kegiatan karena Jagung membutuhkan penanganan yang
cepat setelah panen.
Bentuk
kerusakan biji jagung:
a.
Rusak Fisik
Berupa
kerusakan endosferm, terutama disebabkan sering terjadinya perubahan kadar air,
perubahan kadar air disebabkan oleh cuaca seperti panas, hujan, pergantian
siang dan malam. Butir retak dalam proses selanjutnya dapat menjadi butir
pecah, juga dapat disebabkan oleh proses pemipilan dengan menggunakan alat pemukul
atau mesin perontok yang kurang sempurna.
b.
Rusak Bilogis
Disebabkan
oleh kegiatan selama penyimpanan seperti hama, jamur, dan mikroba. Pada serangan
hama sebagian endosferm dimakan dan sisanya berupa butir berbetuk biji cacat. Biji
cacat mudah mengalami oksidasi asam lemak, menghasilkan asam lemak bebas dan
memberikan bau tidak enak. Hama tikus merupakan sumber kontaminasi jagung yang
berupa bulu dan kotoran sehingga mutu jagung menjadi rendah
c.
Rusak Kimia
Disebabkan
adanya dekomposisi kimia selama penyimpanan, seperti penurunan kadar
karbohidrat, protein, dan lemak karena metabolisme baik oleh serangga dan
mikroba maupun oleh biji-bijian yang disimpan. Rusak kimia tidak dapat diamati
secara visual.
Perlakuan Hasil
Pemisahan
tongkol dilakukan untuk memisahkan tongkol yang baik dan kurang baik. Dengan
tujuan:
·
Menghindari Penularan Hama Penyakit
·
Menjaga Kualitas Jagung Pipilan Yang Dihasilkan
·
Memudahkan penanganan selanjutnya
2.
Pengupasan
Jagung
dikupas pada saat masih menempel pada batang atau setelah pemetikan selesai.
Pengupasan dilakukan untuk menjaga agar kadar air di dalam tongkol dapat
diturunkan dan kelembaban di sekitar biji tidak menimbulkan kerusakan biji atau
mengakibatkan tumbuhnya cendawan. Pengupasan dapat memudahkan atau memperingan
pengangkutan selama proses pengeringan.
3.
Pengeringan
Pengeringan
merupakan kegiatan kritis selama urutan pemanenan pengeringan yang kurang baik
mengakibatkan turunnya mutu jagung.
Tujuan
pengeringan:
·
Menurunkan kadar air biji sehingga aktivitas biologis
terhenti dan mikroorganisme serta serangga tidak bisa hidup di dalamnya
·
Meningkatkan daya simpan biji jagung
·
Pengangkutan lebih ringan, sehingga biaya pengangkutan
dapat dikurangi
·
Khusus untuk jagung yang akan digunakan sebagai benih,
pengeringan dapat meningkatkan Viabilitas benih (tingkat pertumbuhan benih)
·
Meningkatkan nilai ekonomi jagung
·
Menghindari kontaminasi biji jagung dari cendawan
Aspergilus flavus yang dapat meningkatkan aflatoxin ambang batas Aspergilus
flavusmenurut FAO 30.
Sumber:
Badan
Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian. 2015. Panen dan Pengelolaan Pasca Panen Jagung. Pelatihan Teknis Bududaya
Jagung Bagi Penyuluh Pertanian.
Proses Jitu Penanganan Panen dan Pasca Panen Jagung. http://www.jitunews.com/read/10440/proses-jitu-penanganan-panen-dan-pasca-panen-jagung#ixzz3oQ27YuAq (on line)
Comments
Post a Comment